Selasa, 07 April 2015

MENERIMA KEKALAHAN

Bacaan: 1 Samuel 18:6-9
Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud. (1 Samuel 18:9)
------------------------------------------------------------------ Bacaan setahun: 1 Samuel 22-24
------------------------------------------------------------------

Pemilihan presiden AS pada 1940 dimenangkan oleh Franklin D. Roosevelt dengan perolehan 55% suara. Lawannya, calon dari Partai Republik, ialah Wendell Wilkie. Yang membuat banyak orang heran adalah respons Wilkie setelah kalah. Ia malah mendukung salah satu kebijakan kontroversial Roosevelt mengenai tanah. Ketika ditanya, ia menjawab, "Dulu saya bertarung keras untuk mengalahkannya, tetapi sekarang ia sudah terpilih. Sekarang ia presiden saya."
Sejak penaklukan Goliat (1 Sam 17), Daud amat populer di mata rakyat. Ditambah lagi, sebagai komandan prajurit Israel, ia meraih kemenangan demi kemenangan gemilang (1 Sam 18:5). Daud merebut hati bangsanya melebihi Saul. Bahkan anak dan pegawai raja pun bersimpati besar padanya (1 Sam 18:1, 5). Alih-alih mengakuinya dengan jiwa besar, Saul menolak untuk merangkul kenyataan tersebut. Ia tidak terima dirinya dikalahkan. Ia membiarkan kedengkian menguasai dan merusak jiwanya (ay. 9).

Ayah saya selalu berpesan, hidup ini seperti ajang permainan. Ada yang menang, ada yang kalah. Tidak mungkin menang terus, atau sebaliknya. Keduanya harus diterima dengan jiwa besar. Jangan pongah dan gegabah ketika menang. Tak perlu marah dan menyerah ketika kalah. Apalagi dengki. Lebih utama, jiwa kita tetap sehat. Sanggup memikul kemenangan. Mampu menerima kekalahan. Anda sedang gagal atau dikalahkan? Terimalah dengan besar hati, Tuhan sedang membentuk Anda menjadi pemenang sejati. --Pipi A Dhali /Renungan Harian

------------------------------------------------------------------ TAHU MERESAPI ARTI SEBUAH KEKALAHAN MEMBUAT KITA MAMPU MEMAKNAI SEBUAH KEMENANGAN.
------------------------------------------------------------------

Dikirim dari Alkitabku. Unduh di http://android.alkitabku.com

Sabtu, 04 April 2015

Rencana yg Terbaik menurut TUHAN

*Sorga-Pos (22/03'15)
(Yakobus 4:13-17) Jadi sekarang, hai kamu yg berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, disana kami akan tinggal setahun & berdagang serta mendapat untung", sedang KAMU TIDAK TAHU APA YG AKAN TERJADI BESOK. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yg sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup & berbuat ini & itu" Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu & semua kemegahan yg demikian adalah salah. *Masih ingat pesawat Malaysia Airlines MH-370 yg hilang beberapa bulan yg lalu? Yg tewaskan 239 org. Terpikirkah oleh mereka bahwa hidup mereks akan berakhir setragis itu? Hidup ini tak terduga. Namun, kita sering menganggap hari esok tidak aksn terjadi apa2 & semuanya akan lancar2 aja. Pernahkah kita berpikir kalo hari ini adalah hari terakhir kita? Sikap yg kelewat "pede" inilah yg dikecam oleh Yakobus. Mereka juga terkesan tidak peduli akan kefanaan hidup ini, yg digambarkan seperti "uap". Mereka itu orangg "sombong"/suka "membual"(ay.16). Semestinya mereka berserah kepada Dia yg tahu yg terbaik (ay.15). Meskipun demikian, ini bukan berarti kita tidak perlu berbuat apa2. Namun, kita harus tetap men-jalan-kan bagian kita, namun harus dengan kesadaran bahwa, jika se-waktu2 Dia pnya rencana lain, maka kita harus siap berganti haluan menuju sesuatu yg baru meskipun mungkin hal itu lebih sulit atau tak menyenangkan bagi kita, namun yakinlah bahws itulah yg terbaik bagi kita walaupun mungkin saat2 ini belum kita mengerti (Yer.18:1-4). Firman TUHAN kepada Yeremia: "Pergilah ke rumah tukang periuk! Lalu pergilah aku kerumah tukang periuk & kebetulan ia sedang bekerja. Apabila bejana, yg sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi "BEJANA LAIN" menurut apa yg baik pada pemandangannya.
TUHAN BERKENAN PADA SETIAP RENCANA YG DISERAHKAN SEPENUHNYA PADA-NYA & PASTI ITU HASILNYA YG TERBAIK.

Jumat, 03 April 2015

Lentera Bumi Lanang Anakku

LENTERA BUMI LANANG ANAKKU, itulah nama yang kami berikan kepada anak kedua kami yang lahir pada hari senin, 18 November 2013. Aneh memang dan mungkin tidak sedikit yang berpikir bapaknya mikir apa kok memberi nama yang bakal disandang seumur hidup oleh si anak seaneh itu. Atau mungkin ada yang berpikir nama seperti itu panggilannya apa?
Sebenarnya nama Lentera Bumi Lanang Anakku ini adalah nama hasil kolaborasi kami bertiga, saya, isteri dan tessa anak pertama kami.
Pada masa kehamilan anak kedua kami ini setiap tessa ditanya "nama adiknya siapa?" Dia pasti menjawab "dik bum-bum", itulah kenapa kami sepakat mencari nama yang panggilan bum-bum bisa dipakai. Dan kata bumi adalah yang paling masuk akal.

1.Lentera Bumi, nama ini adalah sebuah doa dan harapan kami agar dalam kehidupannya nanti si bum-bum dapat menjadi pribadi yang berguna. Kami berharap dia dapat menjadi pribadi yang senantiasa menenteng lentera untuk memberikan terang bagi mereka yang kegelapan, dapat memberikan kebahagiaan kepada mereka yang sedang bersedih, mampu memancing senyuman di wajah mereka yang sedang menangis, dapat menjadi manusia yang berguna bagi lingkungan, teman, kerabat, keluarga dan Tuhan yang sudah memberikan dia hidup. Lentera Bumi adalah ungkapan doa dan harapan kami!
2. Lanang Anakku, nama ini adalah sebuah ungkapan rasa syukur dan terima kasih kami kepada Tuhan. Dia sudah begitu baik kepada kami sekeluarga sehingga dia sudi menitipkan seorang anak laki-laki (lanang) untuk kami asuh. Seorang bayi yang mungil, lucu dan sehat telah hadir di tengah-tengah kami. Seorang bayi yang membawa kebahagiaan tersendiri dalam keluarga kami. Hadirnya Lentera Bumi Lanang Anakku telah melengkapi keluarga kami. Lanang Anakku adalah sebuah ucapan syukur dan terima kasih kami kepada Tuhan YME.

Itulah makna dari sederet kata sederhana "Lentera Bumi Lanang Anakku" yang kami berikan kepada putera kami sebagai nama. Sederet kata sederhana yang penuh dengan doa, harapan serta syukur.

God bless you, my son! Bapak ibumu tidak ingin kamu jadi sempurna, "be a good boy" aja sudah cukup menjawab doa kami. 
Ojo nakal, nakal tak jewer....

Penuh cinta,
Bapak Ibumu